Anugerah

Yup, this is my first blog and this is my first post. Yup this is about brain. Human brain is different with animal brain. Artinya, dalam posting saya di blog ini akan bercerita tentang mahluk yang bernama manusia. Satu-satunya ciptaan Tuhan yang paling mulia karena diberi akal budi dan otak yang beda dengan otak binatang. Manusia perdana diciptakan oleh Tuhan dari tanah secitra dengan Tuhan. Setelah melalui proses yang dilalui di Sana, maka Tuhan mengirim Manusia ke Bumi. Maka manusia perdana tersebut memiliki keturunan dan melahirkan anak. Anak itu memiliki seluruh komposisi tubuh yang lengkap. Bagaikan kertas putih anak itu dilahirkan. Now go back to real time, which is now. Kita semua dilahirkan bagai kertas putih. Dari masih bayi kita diajarkan menyayangi, peduli. Kita saat itu masih dibantu oleh orang tua kita. Ideally speaking, dengan penuh cinta ibu dan bapak kita mengasuh kita, memberi gizi yang cukup, memberi perhatian super vvvip pada kita waktu masih bayi. Kemudian kita diajak bicara, diajak bermain, dan lain-lain yang artinya memulai penulisan "program" di otak kita. Lambat laun kita mulai mengerti dan menirukan apa yang ortu kita sampaikan pada kita. That's one thing.
Kemudian kita bertumbuh lebih besar dan kuat, kita mulai bisa berbicara sepatah dua patah kata, kemudian dengan pertumbuhan otak kita, kita mulai merasakan emosi dari bapak ibu kita, bagaimana bila sedih bagaimana bila gembira dan bagaimana bila marah. Semakin kita bertumbuh besar kita menuruti apa yang dikatakan orang tua, dan mulai bisa berceloteh, menanyakan tentang apa yang dilihat dan didengar. That's another thing.
Dari saat itulah, golden years, didikan dimulai. Otak kita dibentuk, pola pikir kita dibentuk untuk modal kita berkembang dalam kehidupan. Didikan dimulai dari bapak ibu yang nota bene adalah "produk masa lalu", dengan semua latar belakangnya baik yang positif maupun yang menghambat pertumbuhan sikap dan mental anak. Maka, idealnya, sikap dan mental positif sudah diberikan saat masih kanak-kanak, tetapi jaman sekarang, kita sudah sulit untuk mengusut bagaimana didikan di masa lalu. Karena setiap orang tua idealnya memberikan pendidikan terbaik waktu masih dalam pengasuhan di dalam keluarga- bukan fasilitas, tetapi nilai-nilai luhur manusiawi yang seharusnya dimiliki manusia, mengetahui mana yang kurang baik dilakukan dan yang seharusnya dilakukan. What i'm trying to say is, didikan anak kini menentukan masa depannya saat jadi orang tua. Ketika orang tua tidak mampu mengembangkan karakter anak menjadi anak yang unggul, maka anak itu nantinya akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan mental dan sikapnya. Ketika kita sebagai anak diajarkan yang kurang menguntungkan, seperti menyalahkan pihak lain, melarang berbuat sesuatu yang tidak berbahaya, mengajarkan takut pada sesuatu, dan yang lain-lain, bila dianalogikan pada sebuah program komputer, itu sudah sebuah "logical error" atau kesalahan logika, yang didalam sebuah program komputer sebuah program dapat berjalan dengan lancar tetapi nilai yang dihasilkannya/ditampilkannya salah.
It explains many things. Semakin bertumbuh kembang seseorang, dia semakin dapat berpikir. Dalam pikirannya menghasilkan tindakan.